.

.

BRANDING SD NEGERI 1 BALER BALE AGUNG

Branding SD Negeri 1 Baler Bale Agung adalah “IJO GADING”

I novatif

J ujur

O ptimis


G enius

A ktif

D isiplin

I  ntegritas

N asionalis

G otong-royong


Strategi untuk mewujudkan Branding Ijo Gading antara lain:

I novatif  artinya menciptakan sesuatu yang baru. Proses Pelaksanaannya, yaitu:

  • Tahap inovasi pendidikan terdiri dari 5 tahapan:

  1. Tahap kesadaran (awareness), dimana siswa atau kelompok yang menjadi sasaran inovasi mulai menyadari dan mengetahui gagasan pembaharuan.
  2. Tahap perhatian (interest), dimana siswa atau kelompok yang menjadi sasaran mulai menaruh minat menyukai atau tidak terhadap gagasan pembaharuan.
  3. Tahap penilaian (evaluation), dimana siswa atau kelompok yang dikenai sasaran inovasi mulai mengadakan penilaian terhadap gagasan baru, kemudian dibandingkan dengan situasi diri dan kelompoknya.
  4. Tahap percobaan (trial), dimana seseorang atau kelompok mulai berusaha mencoba menerapkan penggunaan inovasi pada skala kecil untuk menetapkan manfaatnya baik dari dirinya maupun kelompok.
  5. Tahap penerimaan (adoption), dimana seseorang atau kelompok mulai menggunakan ide pembaruan secara tetap dalam skala yang lebih luas.

J ujur artinya lurus hati atau tidak berbohong. Ada 3 tingkatan kejujuran yaitu:

  1. Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan kenyataan.
  2. Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
  3. Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Tuhan Yang Maha Esa.

Ada juga penyebab dari siswa berbohong yaitu :

  1. Takut dimarahi atau di hukum karena berbuat salah
  2. Melihat kebohongan yang ada di lingkungan sekitarnya.
  3. Ancaman hukuman bagi kesalahn sang anak.

O ptimis artinya orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal. Hal-hal berikut bisa membantu tumbuhnya rasa percaya diri atau optimisme pada anak, yaitu:

  1. menerapkan pola asuh positif dan penuh kasih sayang. Pola asuh merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi karakter sorang anak dalam tahap perkembangan emosional dan mental.
  2. memberikan contoh yang baik. Sifat dan sikap anak merupakan cerminan dari orang-tuanya. Anak cenderung meniru sifat dan perilaku serta ucapan orang-tuanya. Ketika orang tua memberikan citra buruk kepada anak dengan bersikap pesimis, maka hal tersebut akan dicontoh dan anak akan tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri.
  3. melatih anak untuk bisa menentukan pilihan sendiri terhadap mainan, makanan, minuman, atau pakaian dengan memberikan bimbingan dan memperkenalkan segala resiko, baik dan buruknya.
  4. membolehkan mereka melakukan kesalahan. Jadi jika anak salah, tidak perlu dimarahi. Kalau setiap kali anak salah selalu dimarahi, ia tidak akan percaya diri dan selalu takut melakukan atau mencoba sesuatu yang baru.
  5. berikan juga penghargaan (reward) untuk hasil atau prestasi yang telah dicapai anak. Memberikan  penghargaan atau hadiah atas hasil kerja kerasnya mendapatkan prestasi di sekolah, membuat anak terdorong untuk lebih baik lagi dan optimis.
  6. orang tua dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak dengan memperkenalkan dan menyebutkan namanya di depan perkumpulan orang dewasa serta mengungkapkan prestasi atau keunggulannya secara proporsional (tidak berlebihan).
  7. beri kepercayaan pada anak, misal memberi tanggung jawab, memelihara hewan, memberi tugas membeli sesuatu, atau mengajaknya mencuci kendaraan.
  8. libatkan anak dalam kegiatan ibadah, misal mengajak ke rumah ibadah seperti masjid atau gereja atau wihara atau pura. Berikan kesempatan anak untuk berpuasa, meskipun hanya beberapa jam.
  9. jika anak masih tidak percaya diri, karena ada temannya yang mengolok kekurangannya, misal si anak berkulit hitam. Maka orang tua bisa mencontohkan orang hebat yang berkulit hitam, “Nak kamu tahu nggak, Muhammad Ali. Dia itu sering menjadi juara tinju dunia kelas berat lo. Dia itu kuat, karena kulitnya hitam." Jadi berikan contoh orang-orang hebat yang mirip dengan kekurangan anak kita. Dan beritahu juga kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.
  10. beri pemahaman kepada anak tentang kasih sayang dan kemahakuasaan Tuhan YME,  sehingga anak merasa bahwa ada Tuhan yang akan menolong dan membantunya dari segala kesulitan.

G enius artinya berkemampuan (berbakat) luar biasa dalam berpikir dan mencipta. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini  antara lain:

  1.  Mereka adalah minoritas yang berkuasa. Orang jenius jumlahnya memang sedikit. Tapi kehadirannya bisa berdampak ke sebagian besar orang di dunia ini. Anak-anak jenius yang meraih pendidikan sarjana hingga dokter adalah orang yang penghasilannya lebih banyak dari yang lainnya. Ia akan jadi pemegang hak paten atas segala sesuatu yang menyangkut dengan penemuannya.
  2. Kurang mendapat perhatian dari orangtua dan guru. Orang dewasa jarang menyadari kejeniusannya, maka mereka diperlakukan sama dengan yang lain sehingga anak-anak ini kelak mengasah bakatnya sendiri tanpa bantuan orang sekitarnya. Sekolah yang menerapkan satu kurikulum untuk banyak siswa sama sekali tak membantu anak jenius menggapai potensinya. Sebaiknya, guru memberikan tugas dan pelajaran berbeda kepada siswa yang punya potensi diri lebih dari yang lainnya untuk membantunya berkembang.
  3. Anak jenius tak selalu butuh pendidikan berjenjang. Beberapa anak yang jenius justru bosan dengan sekolah karena mengajari mereka hal yang sudah mereka tahu. Sehingga wajah bosan anak di sekolah mungkin ini akan membuat guru sebal. Solusinya adalah beberapa anak yang jenius memang butuh kelas akselerasi (percepatan), bukan kelas berjenjang biasa. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan kemampuan otaknya.
  4. Kecerdasan itu beragam. Tak semua orang jenius berarti ia jago Matematika dan IPA. Beberapa di antaranya punya kecerdasan ruang, emosional, bahasa, dan lainnya. Anak yang jenius bukanlah anak yang sempurna pada banyak hal. Justru, karena ia menguasai satu hal secara mendalam, maka ia akan punya kekurangan di bidang lainnya.
  5. Soal ujian yang sama untuk anak lainnya bukanlah kesia-siaan, tapi.... Ujian penyeragaman seperti pada Ujian Nasional (UN) banyak dikritik orang sebagai hal yang tidak dapat menjadi tolok ukur kecerdasan siswa. Di satu sisi ini memang benar, tapi di sisi lainnya, menerapkan tes standar untuk seluruh siswa bukanlah hal yang sia-sia. Jika tes dengan sistem UN ini adalah untuk menentukan seberapa jauh pemahaman siswa tentang kurikulum yang diberikan, maka ini adalah hal yang baik. Namun jika UN dipakai untuk menentukan kelulusan siswa, tes seperti ini baiknya tidak terlalu didukung.
  6. Anak jenius selalu tahu apa yang ia mau. Beberapa orangtua yang ambisius dengan anaknya akan memaksa anaknya mempelajari sesuatu, bahkan untuk hal yang tidak disukai anak. Jika anak tersebut termasuk jenius, ia akan melakukan segala cara untuk menolak paksaan orangtuanya dan menemukan sendiri apa yang ia ingin pelajari.

A ktif artinya giat (bekerja, berusaha). Ada beberapa cara aktif untuk siswa, antara lain :

  1. Dengan memberikan penghargaan. Temukan cara untuk memberikan penghargaan atas kehadiran murid, tingkah laku yang baik, dan partisipasi aktif. Sudah terbukti, penghargaan yang memikat hati sering kali memiliki korelasi dengan minat siswa dan partisipasi mereka di dalam kelas.
  2. Mengabungkan permainan ke dalam rencana pelajaran. Mencari cara untuk membuat proses belajar mengajar menarik, dengan demikian anak-anak tidak bosan atau kelelahan selama di dalam kelas. Permainan yang interaktif akan menarik minat siswa sekolah minggu karena permainan tersebut memberi kesempatan untuk bermain dengan murid-murid lainnya, sekaligus belajar pada saat yang bersamaan.
  3. Mengizinkan siswa untuk belajar bersama. Membentuk kelompok atau tim dapat membantu anak-anak belajar bersama teman sebayanya khususnya untuk pelajaran yang sulit. Jika kelompok atau tim dibentuk untuk tujuan kompetisi (seperti untuk permainan), murid-murid bisa diajari untuk memiliki semangat untuk menang.
  4. Mengubah kegiatan dari yang hanya mendengarkan menjadi kegiatan yang memiliki tujuan. Siswa mudah teralihkan perhatiannya dan bisa dengan mudah terganggu fokusnya karena hal-hal lain. Periksalah kemampuan pendengaran mereka secara berkala dengan melibatkan mereka dalam kegiatan kuis yang menyenangkan. Jangan lupa untuk memberikan penghargaan kepada siswa sehingga mereka memiliki dorongan untuk tetap mendengar dan belajar.
  5. Mendorong anak-anak untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Membangun persahabatan dengan murid lain dapat membantu mereka untuk merasa nyaman, aktif, dan saling menghargai dalam lingkungan mereka.

D isiplin artinya ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Ada 4 jenis disiplin utama siswa di sekolah antara lain:

  1. Disiplin berpakaian. Setiap jenjang sekolah memiliki aturan berpakaian secara umum dan khusus. Misalnya, seragam harian wajib untuk anak sekolah dasar adalah baju putih dan celana/rok berwarna merah.Namun pada hari tertentu ada pula seragam khusus yang diberlakukan di sekolah dasar tersebut. Misalnya pakaian adat, pakaian khusus seragam batik, dll.
  2. Disiplin berpenampilan. Siswa harus berpenampilan sesuai dengan aturan berpenampilan yang ada di sekolah. Misalnya: aturan mengenai rambut siswa laki-laki, pemakaian asesoris, berbicara dan bersikap terhadap teman dan guru,dll.
  3. Disiplin belajar. Disiplin belajar berkaitan dengan aturan dan prosedur tentang kegiatan belajar selama mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Misalnya, waktu mulai kegiatan belajar, waktu istirahat dan waktu berakhirnya jam belajar di sekolah.
  4. Disiplin lingkungan. Disiplin lingkungan adalah aturan yang ditetapkan kepada siswa untuk mengelolalingkungan sekolah dan kelas. Misalnya, disiplin piket harian di kelas untuk membersihkan lingkungan kelas sebelum jam belajar dimulai.

ntegritas artinya mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.

N asional artinya bersifat kebangsaan. Beberapa tindakan dan kebiasaan berikut ini dapat menumbuhkan semangat kebangsaan dan rasa nasionalisme peserta didik. Memupuk rasa nasionalisme melalui mata pelajaran, khususnya pelajaran Sejarah dan Pendidikan Kewarganegaraan.

  1. Menerapkan jiwa rela berkorban cinta tanah air dengan melatih siswa aktif berorganisasi dan berkompetisi.
  2. Menanamkan rasa cinta tanah air dengan kegiatan ektrakulikuler Pramuka dan pasukan khusus pengibar bendera.
  3. Memastikan siswa menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya.
  4. Memastikan seluruh siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat di sekolah, bukan hanya menggunakan bahasa inggris saja.
  5. Memperkenalkan keberagaman kebudaya bangsa, mulai dari lagu, tarian hingga permainan tradisional.

G otong-royong artinya bekerja bersama-sama. Adapun nilai” yang terkandung dalam kegotong royongan, diantaranya:

  1. kebersamaan. Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat. Dengan gotong royong, masyarakat mau bekerja secara bersama” untuk membantu orang lain atau untuk membangun fasilitas yang bisa dimanfaatkan bersama.
  2. persatuan. Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Dengan persatuan yang ada, masyakarat menjadi lebih kuat dan mampu menghadapi permasalahan yang muncul. 
  3. rela berkorban. Gotong royong mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang. Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama.
  4. tolong menolong. Gotong royong membuat masyarakat saling bahu-membahu untuk menolong satu sama lain. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong royong, selalu dapat memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain.
  5. sosialisasi. Gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika dirinya adalah maskhluk sosial. Gotong royong membuat masyarakat saling mengenal satu sama lain sehingga proses sosialisasi dapat terus terjaga keberlangsungannya.